Senin, 26 November 2012


KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH KEBERSIHAN LINGKUNGAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA
SMA NEGERI 1 WONOAYU


 OLEH :

1.       IKA NUR HIKMAH / XI IPA-3 / 02
2.       DEWI RATNA SWARI / XI IPA-3 / 30





PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 WONOAYU
TAHUN PELAJARAN 2012-2013
Jl. Raya Pagerngumbuk-Wonoayu-Sidoarjo
Telp. (031) 8977980

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Pemurah, yang senantiasa melimpahkan kasih sayang kepada segenap makhluk-Nya, termasuk pada kami, sehingga karya tulis yang berjudul “Pengaruh Kebersihan Lingkungan terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu”  ini dapat terselesaikan tanpa suatu halangan yang sebelumnya kami perkirakan cukup berarti.
Karya tulis ini disusun dengan tujuan menginformasikan tentang pengertian kebersihan, pentingnya kebersihan sarta hubungannya dengan motivasi belajar siswa.
Keberhasilan penyusunan karya tulis ini tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak. Oleh sebab itu, pantas kiranya kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.    Drs. Purwanto, M.M selaku Kepala SMAN 1 Wonoayu atas bantuannya baik yang berupa moril maupun materiil.
2.    Bapak dan ibu guru yang telah membimbing kami dalam menuntut ilmu di SMAN 1 Wonoayu.
3.    Drs. Latif Labib selaku guru pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia atas saran dan arahannya dalam penyusunan karya tulis ini.
4.    Teman-teman  dan berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu menyelesaikan karya tulis ini.
Sebagai manusia biasa, kami sadar bahwa dalam penyusunan karya tulis  ini terdapat banyak kesalahan, kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran saudara sekalian sangat kami harapkan untuk dapat menjadi korektor, motivator dan kontrol bagi kami. Terima kasih
                                               
                        Sidoarjo,  5 November  2012

Team Panitia


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................            i
HALAMAN JUDUL             ....................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................            iii
HALAMAN MOTTO ...................................................................................            iv
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................            v
KATA PENGANTAR ..................................................................................            vi
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................            1
1.1.       Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2.       Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3.       Tujuan Penulisan ................................................................................. 2
1.4.       Manfaat Penulisan …………………………………………………..  3
1.5.       Metode Penulisan ................................................................................ 3

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................            4
2.1.       Pengertian Kebersihan ......................................................................... 4
2.2.       Macam-Macam Kebersihan ................................................................. 5
2.3.       Teori-Teori Belajar ..............................................................................  6
2.4.       Motivasi Berprestasi ............................................................................ 11
2.5.       Arti Penting Kebersihan ...................................................................... 12
2.6.       Pengaruh Kebersihan terhadap Proses Belajar Mengajar .................... 13
2.7.       Upaya MenciptakanSekolah yang Bersih ............................................ 13
2.8.       Hasil Penelitian .................................................................................... 14
2.9.       Analisis Data ....................................................................................... 17
2.10.   Kondisi Kebersihan di SMA Negeri 1 Wonoayu ................................ 18
2.11.   Peran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah ..........  19
2.12.   Pengaruh Kondidi Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Berprestasi Siswa ...................................................................................................            20

BAB III PENUTUP ......................................................................................            21
3.1.  Kesimpulan ............................................................................................ 21
3.2.  Saran ...................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….  22
Lampiran 1 ....................................................................................................            23
Lampiran 2 ....................................................................................................            24
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dalam penyelesaian penulisan Karya Tulis ini, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :
1.        Keluarga tercinta
2.        Bapak atau Ibu guru terhormat, dan
3.        Teman-teman semua yang berbahagia
“Kita semua dilahirkan untuk cinta, itulah permulaan dan akhir kehidupan” (Daryanto:132).
“Bagi kami keluarga lah yang senantiasa memberikan kasih sayang dan cinta kasih serta semangat baik moral maupun materiil. Begitu juga dengan kita, cinta suci kepada keluarga harus selalu tercurahkan dalam keadaan apapun. Tuhan memberikan kasih dan karunia serta kehidupan yand damai sejahtera selalu.
“Segala keranjang dapat penuh karena isi, hanya keranjang ilmu, kian minta tambah isi” (Ali Bin Abu Tholib:39). Hal itu layaknya pantas jika diibaratkan dengan semangat kami untuk memintah arahan dan bimbingan kepada Bapak/Ibu guru yang dengan setia dan tanpa kenal lelah demi terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini. Dan utamanya kepada Bapak Drs. Latif Labib selaku guru pembimbing.
“Kawan sejati dapat diibaratkan suatu tanaman yang lambat tumbuhnya dan harus bertahan terhadap pukulan-pukulan nasib malang, sebelum berhak disebut kawan sejati”(Washington:183).
Kawan itu memang selalu mendampingi kami baik susah maupun senang. Dan, kawan pula yang senantiasa memberi semangat dan dukungan penuh kepada kami dalam menyelesaikan Karya Tulis ini.


HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis yang berjudul “Pengaruh Kebersihan Lingkungan terhadap Motivasi Belajar Siswa” ini mulai dikerjakan pada tanggal 5 November 2012 sampai tanggal 14 November 2012.
Disusun Oleh :
1.      Ika Nur Hikmah / XI IPA-3 / 02   
2.      Dewi Ratna Swari / XI IPA-3 / 30
Telah mendapat persetujuan dari pembimbing Karya Tulis Ilmiah SMA Negeri 1 Wonoayu.

Wonoayu, 14 November 2012
Pembimbing II






Agus Yudiatmoko
NIP. 19830830 200902 1 004
 
Pembimbing I






Drs. Latif Labib
NIP. 19650527 200701 1 013
 
 



                                                       

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMAN 1 Wonoayu





Drs. Purwanto, MM
NIP. 19530906 198003 1 009
 

 

Motto :
s                      Lingkungan Bersih itu
Awal dari Hidup Sehat

s                      Lingkungan Bersih Ok
Prestasi Ok
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.   Latar Belakang Masalah
Zaman semakin berubah, berbagai macam perusahaan dan industri rumah tangga ikut tumbuh dengan pesat. Manusia pun ikut berubah, dari yang dahulunya memiliki kepedulian terhadap lingkungan, kini sikap seperti itu sangat jarang dijumpai. Memang, lambat laun manusia di bumi kita ini bersikap sangat egois dengan lingkungannya. Sikap-sikap seperti itu hendaklah kita jauhi karena dengan sikap yang sedemikian itu, lama-kelamaan lingkungan yang dahulunya asri, indah, dan damai ini menjadi sebuah pemandangan yang tidak sedap untuk dipandang.
Seringkali kita mendengar slogan-slogan di berbagai tempat terutama di sekolah, yang isinya mengajak kita untuk menjaga kebersihan lingkungan. Akan tetapi slogan tadi tidak kita pedulikan, slogan tadi fungsinya hanya seperti hiasan belaka tanpa ada isinya, padahal isi dari sebuah slogan sangat penting bagi kita. Banyak slogan yang mengajak kita untuk menjaga kebersihan, tapi apa kenyataannya? Siswa masih membuang sampah sembarangan, selain ini siswa juga merobek-robek kertas dalam kelas dan bila memakan jajan di tempat A bungkusnya dibuangnya juga di tempat A, padahal di tempat-tempat tersebut telah disediakan tempat sampah.
Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh dan penuh dengan sampah. Disamping itu sampah yang kita buang sembarangan tadi juga dapat mencemari lingkungan, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar kita tidak nyaman.
Kebersihan merupakan sebagian dari iman. Itulah slogan yang sering kita dengar selama ini. Maka kita harus selalu menjaga kebersihan dimanapun kita berada. Kebersihan juga penting bagi kesehatan kita, karena dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Demikian juga dengan lingkungan sekolah. Kegiatan belajar mengajar juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Konsentrasi dari otak tidak terlepas dari lingkungan. Jika lingkungan bersih, maka dapat meningkatkan konsentrasi kerja otak sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar. Begitu juga sebaliknya, jika lingkungan kotor maka dapat menurunkan konsentrasi kerja otak sehingga prestasi belajar akan menurun juga.
Masalah kepedulian terhadap lingkungan juga terjadi di SMA Negeri 1 Wonoayu. Semua guru dan para siswa sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Buktinya saja, para guru yang tetap sibuk untuk mengajar, begitu pula dengan para siswa yang sibuk untuk mengerjakan tugasnya dan dianggapnya lebih penting daripada mengurusi lingkungan di SMA Negeri 1 Wonoayu. Padahal, masalah lingkungan sangatlah penting untuk memotivasi para siswa dan demi kenyamanan kita belajar. Secara logika, apabila lingkungan sekitar SMA Negeri 1 Wonoayu bersih, penghuninya akan nyaman dalam menerima pelajaran dan akal pikiran juga menjadi fresh. Dengan kenyataan itu, hendaknya sebagai pelajar, haruslah memiliki sikap kepedulian terhadap lingkungan.

1.2.   Rumusan Masalah
a.       Bagaimana kondisi Kebersihan Lingkungan SMA Negeri 1 Wonoayu ?
b.      Bagaimanakah peran serta siswa dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah ?
c.       Bagaimana motivasi belajari siswa SMA Negeri 1 Wonoayu ?
d.      Bagaimana pengaruh kondisi kebersihan lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Wonoayu ?

1.3.   Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui kondisi kebersihan lingkungan SMA Negeri 1 Wonoayu.
b.      Untuk mengetahui peran serta siswa dalam menjaga kebersihan di lingkungan sekolah.
c.       Untuk mengetahui motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Wonoayu.
d.      Untuk mengetahui pengaruh kondisi kebersihan lingkungan sekolah terhadap motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Wonoayu.



1.4.  Manfaat penelitian
1.        Manfaat Teoritis
Secara teori, penelitian seperti ini dapat memunculkan pemikiran-pemikiran baru tentang terciptanya  lingkungan yang bersih dan sehat. Misalnya, teori untuk mendaur ulang sampah maupun pemusnahan sampah yang  aman bagi lingkungan atau beberapa teori lain yang juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Dengan hal itu, manusia pun mendapatkan pengetahuan baru dan dapat menerapkannya pada lingkungan sebagai bentuk kepeduliannya.

2.        Manfaat Praktis
·         Bagi Lembaga Sekolah
Dapat digunakan sebagai acuan untuk mengatasi berbagai permasalahan kebersihan yang dihadapi lembaga tersebut.
·         Bagi Siswa-Siswi SMA Negeri 1 Wonoayu
Dapat menambah wawasan siswa-siswi untuk dapat mengetahui, memahami penerapan ilmunya di dalam lingkungan sekitarnya.

1.5.   Metode Penulisan
Pengambilan data dengan cara menyebarkan angket pada siswa guna untuk mengetahui kondisi lingkungan saat ini dan wawancara pada pihak kurikulum sekolah untuk mengetahui tingkat prestasi siswa di SMA Negeri 1 Wonoayu. Dari hasil angket dan wawancara tersebut kami akan mencari pengaruh kondisi kebersihan lingkungan sekolah terhadap prestasi siswa SMA Negeri 1 Wonoayu


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.         Pengertian Kebersihan
Berikut ini beberapa pengertian kebersihan :
a.       Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat disekitar makhluk hidup dan membawa pengaruh terhadap kehidupan makhluk hidup tersebut. (Sutarno, 1990:10)
b.      Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungan dari segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya, kotor tidak hanya merusak keindahan tetapi, juga menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.
c.       Kebersihan merupakan salah pokok dalam memelihara kelangsungan eksistensinya, sehingga tidak ada satupun makhluk kecuali berusaha untuk membersihkan dirinya, walaupun makhluk tersebut dinilai kotor. Pembersihan diri tersebut, secara fisik misalnya, ada yang menggunakan air, tanah, air dan tanah. Bagi manusia membersihkan diri tersebut dengan tanah dan air tidak cukup, tetapi ditambah dengan menggunakan dedaunan pewangi, malahan pada zaman modern sekarang menggunakan sabun mandi, bahkan untuk pembersih wajah ada sabun khusus dan lain sebagainya. Pada manusia konsep kebersihan, bukan hanya secara fisik, tetapi juga psikhis, sehingga dikenal istilah kebersihan jiwa, kebersihan hati, kebersihan spiritual dan lain sebagaianya. (Prof .Dr. M. Aburrahman MA)
d.      Menurut Undang - Undang RI nomor 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat 1 menebutkan bahwa yang dimaksud dengan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang memengaruhi kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
e.       Kebersihan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu,sampah, dan bau.
f.       Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan higienis yang baik.
g.      Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat kerja, dan berbagai sarana umum.

2.2.         Macam - Macam Kebersihan
1.      Kebersihan sebagian dari iman
Kebersihan adalah sebagian dari iman, itulah motto yang terus didengung-dengungkan di dalam dunia pendidikan maupun dalam instansi terkait. Tapi kadang kita selalu bertanya dengan motto di atas jika kita menjumpai kehancuran lingkungan hidup dan juga menemukan sampah berserakan di mana-mana. Hampir dijumpai di kota-kota besar sampah berserakan di sudut-sudut kota.
Dengan prinsip Kebersihan sebagian dari Iman sebenarnya sudah bisa diterapkan dalam prilaku manusia orang perorangan. Tapi lucunya kebersihan itu ibarat simbol belaka tanpa ada tindakan yang nyata. Kerap kali kita sering berbicara kebersihan, tapi prakteknya kebanyakan adalah sulit mengaktualisasikannya dengan baik. Untuk memulai prilaku kebersihan sebagian dari iman memang perlu bekerjasama dengan berbagai pihak. Menerapkan prilaku ini diperlukan keikut sertaan penegak hukum dan pembuat kebijakan agar mau mewujudkan cita-cita ini secara bersama-sama. Semua harus dimulai dalam diri pribadi manusia. Hukum sangat berperan penting dalam prilaku kehidupan manusia.
2.      Kebersihan Rohani dan Jasmani
Kebersihan Jasmani adalah kebersihan yang berkenaan kebersihan tubuh ( physic)  dan  kebersihan  lingkungan secara internal ( Tempat tinggal , sekolah, dll. ) maupun secara external ( jalan raya, selokan, sungai , pantai , udara dan air ) yang diwujudkan pada kesadaran individu ( pribadi ) atau masyarakat ( public ) dalam mendapatkan kenyamanan  secara layak pada kehidupannya. Kebersihan Rohani adalah kebersihan secara spirirualitas yang ada pada diri seseorang dari pola pikirnya, kesadarannya , sikap atau prilaku , jiwanya dan mentalnya tidak ternodai dari hal – hal yang dilarang oleh Islam baik secara Abstract maupun secara Transparant yang akan menuju kesempurnaan individu / seseorang dalam menjalankan agamanya.
3.      Kebersihan Perilaku
Kebersihan Lingkungan Sekolah Pengetahuan tentang lingkungan perlu diberikan sejak dini agar dapat memberikan pemahaman yang mendalam akan pentingnya lingkungan bagi manusia sehingga dapat menghasilkan warga Negara yang mempunyai perilaku yang bertanggungjawab terhadap lingkungannya dan menumbuhkan rasa kesadaran lingkungan. Meskipun sudah mendapat pengetahuan lingkungan di sekolah, realitanya beberapa SMA di kecamatan wonoayu kabupaten Sidoarjo masih banyak siswa yang tidak peduli dengan lingkungannya. Pengetahuan, sikap dan perilaku mereka tentang kebersihan lingkungan di sekolah masih rendah.

2.3.         Teori-teori Belajar
Menurut Sukmadinata (2004 : 167), teori- teori belajar bersumber dari teori atau aliran – aliran psikologi. Secara garis besar dikenal ada tiga rumpun besar psikologi yaitu : teori disiplin mental, behaviorisme, dan kognitif- gestalt - field.
1.      Teori disiplin mental
Menurut rumpun psikologi ini
, individu memiliki kekuatan kemampuan, atau potensi-potensi tertentu. Belajar adalah pengembangan dari kekuatan-kekuatan kemampuan dan potensi-potensi tersebut. Bagaimana proses pengembangan kekuatan-kekuatan tersebut tiap aliran atau teori mengemukakan pandangan yang berbeda.
2.      Teori behaviorisme
Rumpun teori ini disebut behaviorisme karena sangat menekankan perilaku atau tingkah laku yang dapat diamati. Teori- teori dalam rumpun ini bersifat molekular, karena memandang kehidupan individu terdiri atas unsur- unsur seperti halnya molekul- molekul.
3.      Teori cognitif- gestalt- field
Rumpun ketiga adalah kognitif-gestalt–field. Kalau rumpun behaviorisme bersifat molekular (menekankan unsur- unsur), maka rumpun ini bersifat molar atau bersifat keseluruhan dan keterpaduan. Teori kognitif, dikembangkan oleh para ahli psikologi kognitif, teori ini berbeda dengan behaviorisme, bahwa yang utama pada kehidupan manusia adalah mengetahui (knowing) dan bukan respons.
Namun untuk memulai semua itu perlulah kita ketahui terlebih dahulu bagaimana prinsip pengelolaan sistem, dimana terdapat perbedaan pendekatan paradigma top-down dan paradigma bottom-up dalam berbagai lapisan. Diantaranya pada sistem pendidikan pendekatan paradigma top-down berupa menentukan ketentuan untuk membudayakan peserta didik sedangkan paradigma bottom-up menjamin aturan pokok dan tersedianya sumber daya.
Pada sistem pengelolaan menurut paradigma top-down harus mampu menunjukkan petunjuk operasional sedangkan paradigma bottom-up hanya menyediakan informasi yang ada dan mengatur sumber daya yang diperlukan tanpa perlu menunjukan petunjuk operasionalnya. Pada paradigma top-down sistem belajar pembelajaran harus mampu melaksanakan petunjuk dan mengawasi agar segala sesuatunya sesuai dengan petunjuk yang ada. Namun menurut paradigma bottom-up sistem belajar pembelajaran harus bisa merancang terlebih dahulu pedoman yang akan dilaksanakan dan mengelola sumber belajar agar dapat menarik minat siswa sehingga pengalaman belajar siswa yaitu mampu memecahkan masalah belajar. Berbeda dengan paradigma top-down dimana pengalaman belajar siswa hanya merespon pelajaran.
Setelah memahami mengenai paradigma top-down dan bottom-up maka seorang guru dalam menggunakan media pendidikan yang efektif, harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan atau pengajaran.
Pengetahuan tersebut menurut Oemar Hamalik (1985: 16), dalam Asnawir & Usman (2002: 18):
1.      Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar,
2.      Media berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan,
3.      Penggunaan media dalam proses belajar mengajar,
4.      Hubungan antara metode mengajar dengan metode pendidikan,
5.      Nilai dan manfaat media pendidikan,
6.      Memilih dan menggunakan media pendidikan,
7.      Mengetahui berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan,
8.      Mengetahui penggunaan media pendidikan dalam setiap mata pelajaran yang diajarkan,
9.      Melakukan usaha-usaha inovasi dalam media pendidikan. Karena itu media pendidikan sangat penting sekali untuk menungjang pencapaian tujuan dari pendidikian itu sendiri.
Lingkungan adalah sesuatu gejala alam yang ada disekitar kita, dimana terdapat interaksi antara faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak hidup). Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan pada diri individu berupa perubahan tingkah laku.
Oemar Hamalik (2004 : 194) dalam teorinya “Kembali ke Alam” menunjukan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan peserta didik. Menurut Oemar Hamalik (2004: 195) Lingkungan (environment) sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting. Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Lingkungan meliputi: Masyarakat disekeliling sekolah; Lingkungan fisik disekitar sekolah, Bahan-bahan yang tersisa atau tidak dipakai dan bahan-bahan bekas dan bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber atau alat bantu dalam belajar; dan Peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
Jadi media pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku tertentu dari objek atau pengamatan ilimiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar sebagai bahan pengajaran siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di lingkungan mereka.
Dengan adanya pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini guru berharap siswa akan lebih akrab dengan lingkungan sehingga menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan sekitarnya. Langkah awal yang dapat dilakukan (Asnawir & Usman, 2002: 109):
1.      Menanami halaman sekolah dengan tumbuh-tumbuhan dan bunga-bunga,
2.      Membawa tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kedalam kelas,
3.       Mengusahakan mengoleksi rumput-rumputan dan daun-daunan (herbarium), serangga (insektarium), ikan dan binatang air (aquarium),
4.      Menggunakan batu-batuan dan kerang-kerangan, semua ini dapat dijadikan sebagai sumber pelajaran.
Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini lebih bermakna disebabkan para siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan. Banyak keuntungan yang diperoleh dari kegiatan mempelajari lingkungan dalam proses belajar mengajar ( Sudjana & Rivai, 2002: 208):
1.      Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk di kelas berjam-jam, sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi,
2.      Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan langsung dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami,
3.      Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga kebenarannya lebih akurat,
4.      Kegiatan belajar lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta,
5.      Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan, dan lain-lain, dan siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk rasa cinta akan lingkungan.
Selain itu untuk memanfaatkan lingkungan sekitar harus memenuhi beberapa syarat tertentu diantaranya :
1.   Harus sesuai dengan garis-garis besar program pengajaran,
2.   Dapat menarik perhatian siswa,
3.   Hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat,
4.   Dapat mengembangkan keterampilan anak berinteraksi dengan lingkungan,
5.   Berhubungan erat dengan lingkungan siswa, dan
6.   Dapat mengembangkan pengalaman dan pengetahuan siswa.
Pada dasarnya pelaporan kegiatan hasil belajar merupakan kegiatan mengkomunikasikan dan menjelaskan hasil penilaian seorang guru terhadap perkembangan siswa. Kemudian informasi mengenai hasil penilaian proses dan hasil belajar serta hasil mengajar yaitu berupa penguasaan indikator yang telah ditetapkan, oleh peserta didik informasi hasil penilaian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk memotivasi peserta didik dalam pencapaian pembelajaran, agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Bentuk laporan hasil penilaian proses dan hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor Haryati (2007 :115).
Menurut Sudjana (2002 : 45) dalam proses belajar-mengajar, tipe hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai siswa penting diketahui oleh guru, agar guru dapat merancang atau mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti. Setiap proses belajar-mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang dicapai siswa, disamping diukur dari segi prosesnya. Artinya, seberapa jauh tipe hasil belajar yang dimiliki siswa. Tipe hasil belajar harus nampak dalam tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar-mengajar.

2.4.         Motivasi Berprestasi
Motivasi berperstasi adalah dorongan untuk selalu berjuan, bekerja habis-habisan untuk mencapai sukse, adalah suatu motivasi untuk berkinerja atau berprestasi lebih baik, lebih efisien, berkualitas dari hari ke hari.
Motivasi tiap orang kadang pada puncaknya ia sangat rajin belajar, bekerja dengan sangat bersemangat dan tanpa lelah. Tetapi pada kesempatan lain, ia kurang termotivasi, malas belajar dan bekerja atau ia gagal mencapai prestasi yang baik. Motivasi sangat dipengaruhi oleh keadaan kematangan pribadi dan lingkungan. Orang yang punya kemauan kuat dan kematangan pribadi dalam kondisi apa pun ia akan tetap rajin dan dari hari ke hari semakin baik. Ini perlu tahapn-tahapan, latihan-latihan yang efektif untuk menerima diri apa adanya, dalam suasana apa pun akan tegar dan terus memotivasi diri.
Ciri-ciri orang bermotivasi prestasi tinggi :
1.      Orang yang tinggi motivasi berprestasinya, selalu lebih suka dan puas dengan prestasi hasil usaha sendiri. Ia memahami benar bahwa sukses itu bukan sekedar nasib mujur, tetapi hasil perjuangan. Jika menemui kegagalan, bukan berarti sial namun memang volume usahanya masih kurang.
2.      Senantiasa berusaha mencari umpan balik dan evaluasi guna memperoleh masukan untuk berusaha lebih keras lagi.
3.      Suka tantangan dan memilih tugas atau pekerjaan yang resikonya realistis, yaitu yang didukung kemampuan nyata. Yang resiko gagalnya sama dengan resiko berhasilnya, berarti berbanding 50% : 50%. Orang yang rendah motivasi berprestasinya hanya memilih pekerjaan lunak, kecil resikonya sehingga tidak perlu banyak usaha, atau sebaliknya memilih resiko super tinggi tanpa perhitungan sehingga jika gagal bisa cari-cari alasan atau malah lari dari tanggung jawab.
4.      Mereka kreatif, lebih gigih, enerjik, lebih suka bertindak daripada berdiam diri, produktif dan penuh inisiatif. Mereka mampu mengukur atau mengelola kemampuan secara realistik (masuk akal), cermat dan bertujuan jangka panjang. Mereka sungguh-sungguh terlibat dengan usahanya, bekerja atau belajar selalu tuntas. Mereka sadar bahwa berprestasi besar itu tidak bisa diraih dalam waktu singkat dan mudah.
Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi untuk berprsetasi :
1.      Faktor pengetahuan tentang kegunaan belajar,
2.      Kebutuhan,
3.      Kemampuan,
4.      Kesenangan,
5.      Pelaksanaan kegiatan belajar,
6.      Hasil belajar,
7.      Kepuasan,
8.      Karakteristik pribadi dan lingkungan.

2.5.         Arti Penting Kebersihan
1.    Kebersihan lingkungan mendorong  semangat belajar siswa
Dalam setiap aspek dan perilaku siswa tentunya tampak dari kebiasaan nya setiap hari. Demikianlah dengan lingkungan  kelas bahkan lingkungan sekolah sekalipun. Bila lingkungan sekolah maupun lingkungan kelas termasuk ruangan kelas  bersih dan ditata sebaik – baiknya, maka motivasi belajar yang timbulpun akan mengajak  sahabat – sahabat untuk semangat dalam mengikuti pembelajaran.
2.    Kebersihan lingkungan menjadi keunggulan sekolah
Kita tahu, bahwa  kebersihan lingkungan sekolah juga  berdampak dan berpengaruh besar bagi siswa terlebih lagi bagi sekolah itu sendiri. Karena semua orang pasti menyelidiki situasi maupun keadaan sekolah sebelum menjadi siswa disekolah tersebut. Jadi, untuk menjaga nama baik sekolah, setiap penggerak – penggeraknya harus menjaga kebersihan dan kenyamanan di sekolah serta keamanan disekolah. Terlebih dahulu bagi para siswa / siswi di SMA Negeri 1 Wonoayu.
3.    Kebersihan dapat memperlancar otak manusia
Perlu kita tahu bahwa lingkungan bersih atau tidaknya berdampak besar bagi  otak manusia. Karena oksigen berupa O2 yang dihirup melalui paru – paru sebagian besar  berfungsi untuk memperlancar peredaran darah melalui saraf otak manusia. Hal inilah yang selalu dikhawatirkan oleh manusia. Sehingga mereka dapat menjaga kebersihan lingkungan di sekitarya.

2.6.         Pengaruh Kebersihan terhadap Proses Belajar Mengajar
Lingkungan belajar yang efektif adalah sebuah lingkungan belajar yang produktif, dimana sebuah lingkungan belajar yang didesain atau dibangun untuk membantu pelajar meningkatkan produktifitas belajar mereka sehingga proses belajar mengajar tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini dapat digambarkan dengan, kemudahan para pelajar dalam berfikir, berkreasi juga mampu secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung sehingga timbul ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar  berlangsung. Berbeda halnya dengan pelajar yang memiliki sebuah lingkungan belajar yang kotor, tentunya akan menimbulkan kesan malas dan membosankan sehingga tidak timbul rasa semangat pada proses belajar mengajar.

2.7.         Upaya Menciptakan Sekolah yang Bersih.
Tentu kita tidak mau sekolah kita menjadi kotor, kumuh, dan penuh dengan sampah. Di samping itu, sampah yang sering kita buang dengan sembarangan dapat mencemari lingkungan, baik didalam maupun di luar kelas dan juga dapat menyebabkan suasana belajar yang tidak nyaman. Demi terciptanya lingkungan sekolah yang bersih, sehat, dan indah sebaiknya kita melakukan upaya-upaya yang bersifat mengatasi masalah tersebut, upaya-upaya yang perlu di lakukan adalah sebagai berikut:
a.       Guru memberi contoh bila membuang sampah selalu pada tempatnya.
b.      Membuat tata tertib baru yang isinya tentang pemberian denda Rp 2000,00 setiap membuang sampah tidak pada tempatnya.
c.       Siswa diharapkan mempunyai kesadaran hati nuraninya sendiri untuk menjagakebersihan sekolah.
d.      Petugas piket pada hari itu juga harus membersihkan kelas dan lingkungan sekitar.
e.       Melarang siswa membuang sampah tidak pada tempatnya.
f.       Melarang siswa mencorat-coret meja atau kursi di dalam kelas atau lingkungan sekitar dan memberikan sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.

2.8.         Hasil Penelitian
Pelaksanaan     : Angket disebarkan pada hari Selasa, 13 November 2012
Responden      : Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu kelas X dan XI
Jumlah             : Responden kelas X   : 30 responden
  Responden kelas XI : 38 responden
                          Jumlah                       : 68 responden
No.
Pertanyaan
Jawaban Responden
1.
Apakah di kelas Anda terdapat daftar piket ?
a.       Ada
b.      Tidak ada

66
2
2.
Apakah Anda selalu piket sesuai dengan jadwal yang ada ?
a.       Ya
b.      Tidak


22
46
3.
Apakah yang Anda lakukan jika saat jam pelajaran kelas Anda dalam keadaan kotor ?
a.       Membersihkannya
b.      Pura-pura tidak tahu
c.       Menunggu perintah guru untuk membersihkannya


20
20
28
4.
Jika kelas Anda kotor, apakah Anda berkonsentrasi belajar ?
a.       Ya
b.      Tidak


14
54
5.
Apa yang menyebabkan kelas Anda kotor ?
a.       Sampah makanan
b.      Kertas
c.       Kondisi lingkungan (debu)

57
5
6

Berdasarkan data di atas, penggambaran analisa datanya adalah sebagai berikut :
1.Perbandingan banyaknya responden yang kelasnya memilki daftar piket.
2.      Perbandingan banyaknya responden yang melaksanakan piket sesuai jadwal dan yang tidak sesuai jadwal.
3.Perbandingkan tindakan yang dilakukan responden jika saat jam pelajaran kelas dalam keadaan kotor.
4.Perbandingan banyaknya responden yang tidak berkonsentrasi jika kelas dalam keadaan kotor dengan yang dapat berkonsentrasi.
5.Perbandingan penyebab kelas kotor menurut responden.

2.9.         Analisis Data
1.         Mengetahui tingkat kepedulian siswa SMAN 1 Wonoayu dalam menjaga kebersihan.
Penelitian yang kami lakukan ada hubungannya dengan beragam upaya yang dilakukan siswa-siswi jika kelas mereka dalam keadaan kotor sebagai pembuktian rasa kepedulian mereka terhadap kebersihan lingkungan. Sebanyak 20 orang atau sekitar 30% memilih membersihkan jika kelas mereka kotor. Sebanyak 29 orang atau sekitar 41% memilih menunggu perintah guru untuk membersihkan kelas. Tapi, ada juga yang memilih untuk berpura-pura tidak tahu, yaitu sebanyak 19 atau sekitar 29%. Ketiga pernyataan tersebut menyatakan bahwa tidak semua siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Sebagai siswa SMAN 1 Wonoayu, hendaknya kita senantiasa menjaga kebersihan lingkungan sekolah kita tercinta ini.
2.        Mengetahui tingkat konsentrasi belajar siswa SMAN 1 Wonoayu.
Kebersihan lingkungan sangat berpengaruh pada tingkat konsentrasi belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak 54 orang dari 68 responden mengatakan tidak berkonsentrasi saat belajar jika kondisi kelas dalam keadaan kotor. Perolehan itu mencapai 79%. Di samping itu, ada responden yang mengatakan dapat berkonsentrasi walaupun kelasnya dalam keadaan kotor. Prosentasenya mencapai 21%. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa banyaknya siswa yang terganggu dengan kelas yang kotor lebih besar jika dibandingkan dengan banyaknya siswa yang tidak terganggu dengan kelas yang kotor.
Kesimpulan :
a.       Siswa SMA Negeri 1 Wonoayu tergolong acuh tak acuh terhadap kondisi kebersihan lingkungan sekolah. Siswa belum mempunyai kesadaran erhadap semua itu. Dengan alasan sekolah telah menyediakan petugas kebersihan sekolah yang nantinya akan membersihkan setiap kelas tiap harinya.
b.      Siswa kurang bisa konsentrasi belajar jika lingkungan sekolah kotor. Kebanyakan karena sampah makanan, kertas, debu, bungkus makanan, dan bekas rautan pensil.

2.10.    Kondisi Kebersihan di SMA Negeri 1 Wonoayu
Kebersihan lingkungan sekolah adalah salah satu faktor yang mendorong kita untuk lebih bersemangat dalam proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, kebersihan lingkungan sekolah harus dijaga. Begitu pula dengan kebersihan lingkungan SMA Negeri 1 Wonoayu yang harus kita jaga dan kita lestarikan. Kondisi kebersihan SMA Negeri Wonoayu saat ini belum menunjukkan lingkungan sekolah yang bersih. Masih banyak kita jumpai sampah-sampah yang dibuang sembarangan. Misalnya di kolong meja, kantin, dan tempat-tempat yang tidak terlihat oleh mata (tersembunyi). Padahal, tempat-tempat tersebut bukanlah tempat sampah.
Sampah-sampah tersebut berupa sampah sisa makanan seperti kulit kwaci, bungkus plastimakanan, kertas dan lain-lain. Pada saat upacara bendera yang diadakan setiap hari senini, pihak sekolah selalu mengingatkan para siswa-siswi SMA Negeri 1 Wonoayu untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Tetapi, tidak jarang juga ditemukan siswa yang masih saja mengotori lingkungan sekolah. Pihak sekolah sudah melakukan tindakan-tindakan untuk tercapainya lingkungan sekolah yang bersih, indah, sehat,dan nyaman. Tindakan-tindakan tersebut antara lain mengadakan lomba kebersihan kelas, sehingga masing-masing kelas akan berlomba-lomba untuk membersihkan dan memperindah kelas mereka.
Dengan tindakan-tindakan tersebut diharapkan mampu menyadarkan siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah dan dapat menciptakan kondisi lingkungan sekolah yang bersih, bebes dari sampah, indah, sehat, dan dapat mendukung kegiatan proses belajar mengajar (KBM). Tetapi masih saja bisa kita jumpai sampah-sampah kertas di kolong meja. Hal tersebut menunjukkan betapa rendahnya tingkat kesadaran siswa dan siswi SMA Negeri 1 Wonoayu dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah.
Meskipun pihak sekolah sudah melakukan upaya-upaya untuk menciptakan kebersihan tetapi jika siswa dan siswinya tidak mempunyai rasa memiliki terhadap fasilitas-fasilitas yang ada, maka semua tindakan tersebut menjadi sia-sia.

2.11.    Peran Siswa dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah.
Agar sekolah terlihat bersih, siswa dapat berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah dengan cara tidak membuang sampah sembarangan, selain itusiswa juga bisa memungut sampah yang berserakan dan membuangnya pada tempat sampah yang telah tersedia agar tidak ada sampah yang berserakan di lingkungan sekolah. Serta, siswa diharapkan tidak mencorat-coret tembok dan bangku yang merupakan sarana pembelajaran, dengan begitu, bangku dan tembok akan tetapterlihat bersih tanpa adanya coretan-coretan yang dibuat oleh siswa dan siswi
Selain membuang sampah pada tempatnya, menjaga kebersihan bangku dan tembok, siswa juga diwajibkan untuk melaksanakan piket kelas yang sudah menjadi ketentuan di SMA Negeri 1 Wonoayu. Dan juga bisa dijadikan lomba kebersihan kelas induk untuk masing-masing kelas, agar siswa dan siswi dapat menjaga kebersihan kelas induknya masing-masing. Diluar lomba kebersihan kelas induk tersebut, juga pihak sekolah membuat satu peraturan yang didalamnya berisi anjuran bagi siswa dan siswi untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah, dan memberi sanksi yang tegas bagi siswa dan siswi yang melanggarnya. Hal yang paling pokok untuk peran siswa dan siswi dalam menjaga kebersihan SMA Negeri 1 Wonoayu ini adalah, kesadaran diri masing-masing individu untuk menjaga kebersihan sekolahnya agar sekolah tetap dalam keadaan bersih dan nyaman untuk proses kegiatan belajar mengajar.

2.12.    Pengaruh Kondisi Lingkungan Sekolah terhadap Motivasi Berprestasi Siswa
Dalam proses pembelajaran banyak faktor yang mempengaruhi prestasi siswa. Salah satunya yaitu kebersihan lingkungan sekolah, khususnya pada lingkungan kelas. Kebersihan sangat mempengaruhi konsentrasi belajar siswa. Jika kelas bersih, indah dan tertata rapi maka kemungkinan besar kenyamanan dalam proses pembelajaran akan tercapai. Selain itu konsentrasi pun bisa lebih fokus, dengan begitu sistem kerja otak akan semakin meningkat. Tetapi sebaliknya, jika lingkungan sekolah terutama kelas terlihat kotor dan kumuh, pelajaran atau materi yang akan diberikan oleh guru akan sulit diterima oleh siswa, hal ini disebabkan karena pecahnya konsentrasi akibat situasi kelas yang tidak nyaman. Suasana kelas yang seperti ini juga menyebabkan siswa bosan atau mengantuk. Maka dari itu kelas harus selalu dalam keadaan bersih agar siswa bisa meningkatkan prestasinya.
Dalam menjaga kebersihan kelas, dibutuhkan kerja sama antara siswa, guru,dan petugas kebersihan sekolah. Siswa adalah salah satu pendukung kebersihan sekolah, karena jumlah siswa yang sangat banyak jika dibandingkan dengan warga sekolah lainnya. Siswa yang memiliki IQ tinggi pasti memiliki kecerdasan dan kecekatan dalam berfikir. Maka jika diingatkan untuk tidak membuang sampah sembarangan ataupun mencorat-coret bangku, siswa akan mematuhi hal tersebut. Dengan kata lain, siswa yang tidak bisa diperingatkan, selalu merusak, mengotori lingkungan sekolah bisa dikatakan siswa tersebut ber-IQ rendah. 


BAB III
PENUTUP

3.1.         KESIMPULAN
1.    Kondisi kebersihan SMA Negeri 1 Wonoayu masih tergolong belum bersih, karena masih ditemukan sampah-sampah di sepanjang lingkungan SMA Negeri 1 Wonoayu.
2.    Kebanyakan siswa masih berlaku acuh-tak acuh terhadap kebersihan lingkungan sekolah. Hal ini bisa dilihat dari coretan-coretan di bangku sekolah, dan dinding-dinding sekolah.
3.    Siswa yang memiliki IQ tinggi pasti memiliki kecerdasan dan kecekatan dalam berfikir. Maka jika ciingatkan untuktidak membuang sampah sembaranganataupun mencorat-coret bangku, siswa akan mematuhi hal tersebut. Dengan katalain, siswa yang tidak bisa diperingatkan, selalu merusak, mengotori lingkungansekolah bisa dikatakan siswa tersebut ber-IQ rendah.

3.2.         SARAN
1.         Menegakkan kembali peraturan piket di kelas masing-masing.
2.         Tata tertib yang lebih tegas lagi untuk menindak siswa dan siswi yang mengotori lingkungan sekolah.
3.         Penyediaan sarana kebersihan (sapu, kemoceng, lap) di setiap kelas.
4.         Agar penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar berhasil dengan baik, perlu dilakukan langkah-langkah: perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Dalam langkah- langkah tersebut, guru dan siswa terlibat aktif sehingga kegiatan pemanfaatan lingkungan tersebut menjadi tanggung jawab bersama.

DAFTAR PUSTAKA

Arijati, Nur. 2010. Modul Bimbingan Konseling. Surakarta: CV Hayati Tumbuh Subur.
Indonesia.1997.Undang – Undang R.I. No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolahan Lingkungan Hidup.Jakarta:Inyan Pariwara.
Sutarno. 1990. Biologi SMP1. Surakarta: Wudya duta.


Lampiran 1

ANGKET

1.        Apakah di kelas Anda sudah terdapat daftar piket ?
a.       Ada
b.      Tidak ada
2.        Apakah Anda selalu piket sesuai dengan jadwal piket yang ada ?
a.       Ya
b.      Tidak
3.        Apa yang Anda lakukan jika saat jam pelajaran kelas Anda dalam keadaan kotor ?
a.       Membersihkannya
b.      Pura-pura tidak tahu
c.       Menunggu perintah untuk membersihkannya
4.        Jika kelas Anda dalam keadaan kotor, apakah Anda dapat berkonsentrasi belajar ?
a.       Ya
b.      Tidak
5.        Apakah yang menyebabkan kelas Anda kotor ?
a.       Sampah makanan
b.      Kertas
c.       Kondisi lingkungan (debu)




Lampiran 2

FOTO SAAT PENGISIAN ANGKET














 

 





1 komentar: